Bagaimana Bisa? [POPULER TEKNO] Scammer Indonesia Curi Uang Bansos Amerika, Merger GojekTokopedia, hingga Jack Ma yang Muncul Lagi

Menipu warga negara sendiri? No. Menipu warga negara asing? Yes. Itulah yang dilakukan oleh dua penipu digital (scammer) asal Indonesia yang berhasil mengelabui warga Amerika Serikat (AS) untuk memperoleh uang miliaran rupiah.

Kemudian, ada dua perusahaan unicorn raksasa asal Indonesia nih, Gojek dan Tokopedia yang kabarnya bakal digabung menjadi GoTo. Lalu Coinbase, perusahaan kripto pertama yang resmi melantai (initial public offering/IPO) di bursa saham AS.

Selain itu ada juga Helo, medsos anyar dari pembuat TikTok, yang meluncur di Indonesia minggu lalu. Terus, Jack Ma pendiri Alibaba muncul di publik, padahal sebelumnya dia hilang berbulan-bulan.

Duo scammer, rumor GoTo, Coinbase yang IPO, Helo, dan Jack Ma ini masuk ke dalam daftar berita terpopuler di ranah teknologi pekan lalu. Yuk kita bahas satu-satu.

Scammer Indonesia gasak duit warga Amerika

Jadi, kedua penipu ini terkuak ke publik karena Tim Siber Ditreskrimus Polda Jawa Timur berhasil ngeringkus mereka pada 1 Maret 2021 lalu di Surabaya, Jawa Timur.

Kedua pelaku yang berinisial SFR dan MZMSBP ini sebenarnya sudah menjalankan aksi kejahatannya sejak Mei 2020 lalu.

Mereka bersekongkol membuat situs web palsu atau scampage yang meniru sitsu web resmi bantuan sosial Covid-19 milik pemerintah AS.

Untuk memperoleh keuntungan, pelaku memanfaatkan program Pandemic Unemployment Assistance (PUA), yaitu bantuan ekonomi dari pemerintah AS bagi warga yang menganggur karena pandemi.

Gimana cara menipunya?

Setelah meringkus kriminal, pihak kepolisian biasanya bakal menggeledah tempat yang digunakan untuk aksi kejahatan dan/atau menyita barang-barang bukti terkait. Untuk kasus ini, pihak kepolisian menemukan dokumen skrip scampage di dalam laptop milik MZMSBP.

MZMSBP berperan sebagai pembuat situs web palsu, sementara SFR bertindak sebagai penyebar yang menggunakan software untuk mengirimkan SMS blast ke sekitar 20 juta warga negara AS.

Di SMS tersebut, terlampir tautan yang mengarah ke situs bantuan sosial Covid-19 palsu yang telah dibuat MZMSBP. Dari 20 juta SMS yang dikirim, sebanyak 30.000 warga negara AS merespons dengan mengisi formulir yang telah disediakan pelaku.

Para warga AS yang terkecoh ini juga melampirkan data diri mereka yang kemudian dikumpulkan oleh SFR. Data tersebut lantas diserahkan SFR ke pelaku lain berinisial S yang saat ini masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).

Dapat uangnya dari mana?

Tersangka S, yang diduga warga negara India, lantas menggunakan data pribadi warga negara AS tersebut untuk meminta bantuan ke pemerintah AS lewat program PUA.

Menurut kebijakan program tersebut, setiap warga negara yang terdaftar berhak memperoleh bantuan senilai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 30 juta (kurs Rp 14.600).Dengan kata lain, para pelaku ini menyamar sebagai warga negara AS penerima bantuan dengan menggunakan data pribadi mereka yang dicuri tadi.

Menurut keterangan polisi, para tersangka berhasil menggasak duit yang jumlahnya nggak main-main, hingga 60 juta dollar AS atau setara Rp 875 miliar!

Uang ini masuk seluruhnya ke kantong S, sementara itu SFR dan MZMSBP menerima "gaji" 30.000 dolar AS (sekitar Rp 437 juta) per bulan. Gaji itu sudah ada di kantong kedua orang tersebut ketika mereka ditangkap.

Investigasi tiga bulan bareng FBI

Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi FBI.

Sebelum meringkus kelompok penipu ini, pihak kepolisian sempat melakukan penyelidikan selama tiga bulan dengan koordinasi ke Mabes Polri dan Biro Investigasi Federal (FBI) di AS. Sekarang pun kasusnya masih terus didalami sambil komunikasi dengan FBI.

SFR dan MZMSBP terancam dijerat dengan pasal 32 ayat (2) Jo pasal 48 ayat (2) UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik Jo pasal 55 ayat (1) KUHP.

Mereka menghadapi ancaman hukuman 9 tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp 3 miliar. Kok kayaknya lebih sedikit ya dibanding cuan yang mereka dapatkan tadi?

Tokopedia dan Gojek juga cari cuan

Ngomong-ngomong soal cuan, ada dua perusahaan teknologi raksasa asal Indonesia yang konon bakal melakukan penggabungan atau merger besar untuk melantai di bursa.

Menurut beberapa sumber, Gojek dan Tokopedia bakal melakukan pendaftaran di dua pasar saham (dual listing) di Jakarta dan AS dan mengincar dana segar hingga 18 miliar dolar AS atau sekitar Rp 263 triliun lewat IPO.

Lihat Foto

Kompas.com/Wahyunanda Kusuma

Ilustrasi logo Gojek dan Tokopedia

Konon katanya, entitas gabungan Gojek-Tokopedia ini bakal dipimpin empat eksekutif paling senior. Dua dari  Gojek dan dua lainnya dari Tokopedia.Mereka disinyalir adalah Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi; serta CEO Tokopedia, William Tanuwijaya dan Presiden Tokopedia, Patrick Cao.Ke depannya, mereka akan sama-sama membuat keputusan penting dan mengembangkan strategi bisnis secara keseluruhan.

Kalo digabung, namanya apa dong?

Nah ini yang banyak ditanyain di medsos, hingga marak jadi meme segala. Belakangan ada informasi agak sahih yang bilang kalau perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini nantinya akan dipanggil "GoTo".Cara penyebutannya bukan dengan logat Indonesia "go to" ya, tapi ala Inggris "go tu" yang artinya kira-kira "pergi ke..." tanpa keterangan tempat.

Kabar penggabungan ini belum diamini oleh Gojek dan Tokopedia secara resmi. Tap sudah banyak bocoran yang mengindikasikan bahwa kedua perusahaan tersebut memang bakal "kawin" dalam waktu dekat.Salah satunya yang paling baru menyebutkan kalau Gojek dan Tokipedia tinggal tunggu restu dari pemegang saham masing-masing aja sebelum merger.

Eh, ada iklan Gojek bonceng Tokopedia

Selain itu, indikasi lainnya adalah iklan terkini Gojek edisi bulan Ramadhan yang berdar di televisi, youtube, dan akun media sosial resmi Gojek. Di video iklan berdurasi semenit itu muncul maskot Tokopedia yang membonceng mitra driver Gojek.

Di akhir iklan yang "mengandung bawang" itu, mitra driver Gojek dan maskot Tokopedia bermunculan dari beberapa rumah, kemudian melangkah ke arah kamera, begini tampilan iklannya.

Entah kebetulan atau bukan, jumlah driver Gojek yang muncul lebih banyak dibanding maskot Tokopedia.

Kalau dicocok-cocokin sih, kayaknya ini ada hubungannya sama keowneran saham GoTo nantinya yang dirumorkan 60 persen dipegang Gojek, 40 persen sisanya buat Tokopedia.

Ovonya gimana?

Sinyal berikutnya berasal dari Tokopedia, menyangkut dompet digital Ovo yang digunakan juga di Grab, yang notabene pesaing Gojek. Tanda-tandanya sudah kelihatan bahwa Ovo akan digeser dari Tokopedia.Misalnya nih, sekarang Tokopedia punya Tokopoints yang fungsinya mirip-mirip Ovo Points. Kupon cashback pun sebagian sudah dialihkan ke Tokopoints ini. Memang belum seluruhnya, tapi nggak menutup kemungkinan bahwa Ovo nantinya akan benar-benar hengkang.

Lihat Foto

Ist

Penampakan Tokopoints di Tokopedia.

Nah, nanti mungkin nanti fungsi dompet digital di Tokopedia bakal diambil alih sama pesaing Ovo, siapa lagi kalau bukan GoPay dari Gojek.Ovonya sendiri dikabarkan akan pindah ke lain e-commerce. Konon Ovo lagi pedekate sama Lazada. Salah satu buktinya adalah transaksi Lazada yang saat ini sudah dapat dibayarkan lewat Ovo yang sebelumnya belum tersedia.

Kupon dan iming-iming cashback Ovo Points juga mulai muncul. Terus, di aplikasi Ovo ada promosi hasil kolaborasi dengan Lazada.

Lihat Foto

Ist

Opsi pembayaran menggunakan Ovo di Lazada yang sebelumnya belum tersdia.

Coinbase masuk bursa

Coinbase merupakan platform cryptocurrency pertama yang resmi mencatatkan diri ke bursa saham AS di Nasdaq dengan kode COIN. Pendaftaran ke bursa saham dilakukan secara langsung, bukan melalui IPO konvensional.

Artinya, saham Coinbase dijual langsung ke pasar tanpa perantara (underwriters), lebih tepatnya saham ditawarkan ke para karyawan dan pemegang saham yang sudah ada saat ini.

Ini unik, soalnya proses IPO biasanya membutuhkan peran underwriters untuk menentukan harga sebelum dilempar ke pasar.

Berapa harganya?

Lihat Foto

Getty Images via CNET

Ilustrasi Coinbase, aplikasi dompet digital dan perdagangan berbagai mata uang kripto.

Harga saham Coinbase dibuka pada angka 381 dollar AS per saham atau sekitar Rp 5,5 juta (kurs Rp 14.600), terus sempat naik ke 429 dollar AS (sekitar Rp 6,2 juta), akan tetapi kemudian kembali turun hingga sempat berada di posisi 310 dollar AS (sekitar Rp 4,5 juta).

Meski turun, nilai saham Coinbase tetap berada di atas harga referensi yang ditetapkan oleh Nasdaq, yakni 250 dollar AS (sekitar Rp 3,6 juta). Pada penutupan hari Rabu, saham Coinbase hingga 328,28 dollar AS (sekitar Rp 4,8 juta).

Dengan harga tersebut, nilai kapitalisasi pasar Coinbase tercatat hingga 85,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.250 triliun.

Sebesar apa sih Coinbase?

Coinbase tercatat memiilki 56 juta pengguna. Sebelum melantai di bursa saham AS, Coinbase mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2021 yang hingga 1,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 26 triliun, naik sembilan kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan bersih diklaim naik dari 32 juta dollar AS (sekitar Rp 467 miliar) ke kisaran 730 juta dollar AS (Rp 10,6 triliun) hingga 800 juta dollar AS (sekitar Rp 11,6 triliun).

Jumlah transaksi pengguna bulanan juga disebut meningkat dari 2,8 juta ke 6,1 juta dalam waktu tiga bulan. Pada 2020, pendapatan Coinbase tercatat hingga 1,28 miliar dollar AS (sekitar Rp 18,7 triliun).

Sebagian besar transaksi Coinbase adalah pembelian Bitcoin dan Ethereum, yang memecahkan rekor kenaikan yakni masing-masing lebih dari 800 persen dan 1.300 persen dalam setahun terakhir.

Helo, gabungan Twitter dan TikTok

Selain ketiga berita tadi, ada kabar baik lagi nih bagi kalian yang suka eksis di dunia maya. Empunya TikTok, ByteDance baru aja merilis aplikasi jejaring sosial terkini miliknya di Indonesia yang dinamai Helo.

Bisa dibilang, Helo merupakan platform digital berbasis media sosial hasil gabungan Twitter dan TikTok.

Lihat Foto

KOMPAS.com/ConneyStephanie

Halaman Helo Trends di aplikasi Helo

Disebut mirip Twitter karena Helo punya fitur "Helo Trends" yang diperbarui setiap 10 menit sekali. Fitur ini menampilkan sejumlah berita atau peristiwa yang ramai diperbincangkan di ranah maya.

Selain itu, aplikasi ini juga memiliki fitur "For You" yang bakal menampilkan berbagai konten yang dikurasi menggunakan algoritma Helo.

Seperti diketahui, fitur For You, alias FYP merupakan fitur andalan di TikTok yang menampilkan beragam video yang tengah viral.

Jack Ma muncul lagi!

Sosok pendiri Alibaba, Jack Ma, yang kembali muncul ke publik pekan lalu terbilang mengejutkan. Soalnya dia sudah menghilang selama berbulan-bulan setelah mengkritik pemerintah China dan nggak jelas kabarnya gimana.

Sama sesuai pada saat muncul pertama kali pada Januari 2021 lalu, kehadiran Ma hanya dapat dilihat melalui video konferensi online yang digelar Russian Geographical Society. Pertemuan ini turut dihadiri oleh Presiden Ruia, Vladimir Putin.

Di sana, Ma terlihat rapi dengan setelan jas yang dikenakannya. Selama sesi acara berlangsung, Ma terlihat fokus mendengarkan pidato Putin.

Lihat Foto

Media Asia SYHP/Weibo

Jack Ma terlihat menghadiri acara pertemuan online yang dipimpin oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Saking fokusnya, ia bahkan tidak mengucapkan satu kata pun, cuma sesekali minum teh dari mejanya. Kok tegang amat pak?

Nah, itu dia sejumlah berita terpopuler di dunia teknologi pekan lalu yang perlu kalian ketahui. Selamat hari Senin dan selamat beraktivitas!

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Mengatasi Whatsapp Business Sering Error dan Diblokir Sendiri

Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id


(KOM)(MLS)